Anda mau membudidayakan sayur bawang daun atau daun bawang? Bila iya, Anda berada di tempat yang tepat untuk tahu cara budidaya daun bawang. Karena artikel ini akan membahas panduan / cara budidaya bawang daun yang mudah dilakukan.
Sayuran Daun Bawang
Di Indonesia banyak bisnis budidaya bawang daun / daun bawang. Daun bawang yang banyak orang Indonesia budidayakan ada 3 macam, yakni :
1. Bawang Leek
Bawang prei atau leek (Allium porum L.) ini mempunyai ciri :
- tidak berumbi,
- punya daun yang lebih lebar daripada bawang merah ataupun bawang putih,
- pelepahnya panjang dan liat, serta
- bagian dalam daun berbentuk pipih.
2. Kucai
Jenis bawang Kucai (Allium schoercoprasum) mempunyai ciri :
- punya daun kecil dan panjang,
- rongga di dalam daun kecil,
- berwarna hijau, dan
- berumbi kecil.
3. Bawang Semprong
Bawang bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum), punya ciri :
- berdaun bulat panjang,
- rongga dalam daun seperti pipa, dan
- kadang-kadang berumbi.
Bawang daun yang termasuk dalam famili Liliaceae ini punya aroma dan rasa yang khas. Sehingga banyak dipakai untuk campuran masakan seperti :
- soto,
- sop,
- dan lainnya.
Dan bawang daun juga banyak diperlukan oleh perusahan produsen mie instan.
Persyaratan Tumbuh Daun Bawang
Berikut syarat agar budidaya bawang daun bisa tumbuh dengan baik :
- Bawang daun cocok tumbuh, di dataran rendah ataupun dataran tinggi dengan ketinggian 250 – 1.500 m dpl. Anakan bawang daun tak terlalu banyak di dataran rendah.
- Daerah yang cocok untuk pertumbuhan bawang daun, dengan :
- curah hujan sekitar 150 – 200 mm/tahun, dan
- suhu harian 18 – 25 oC.
- Tanaman ini menghendaki pH netral (6,5 – 7,5) dengan jenis tanah :
- andosol (bekas lahan gunung berapi), atau
- tanah lempung berpasir.
Panduan Budidaya Bawang Daun
Berikut ini cara pembudidayaan daun bawang atau bawang daun yang bisa dilakukan :
a. Benih
Benih untuk budidaya bawang daun bisa berasal dari :
- biji, atau
- tunas anakan (stek tunas).
Tunas anakan didapat dengan cara memisahkan :
- anakan yang sehat, dan
- bagus pertumbuhannya dari induknya.
Benih bawang yang berasal dari biji punya kelemahan. Di mana kelemahan tersebut yakni waktu panen yang lebih lama dibandingkan dengan benih yang berasal dari tunas anakan.
b. Persemaian
Penyemaian dalam budidaya bawang daun ini bergantung dari benih yang digunakan :
- Bibit dari stek tunas bisa langsung ditanam di lapangan dengan lebih dulu mengurangi perakarannya untuk mengurangi penguapan.
- Benih dari biji harus disemai dulu sebelum ditanam di lapangan.
Media semai untuk budidaya bawang daun berupa campuran pupuk kandang dan tanah yang telah digemburkan. Untuk perbandingan pupuk kandang dan tanah yaitu 1:1.
Biji disebar secara merata lalu ditutup dengan lapisan tanah tipis dan disiram secukupnya. Lapisan tanah tipis tersebut dengan ketebalan 0,5 – 1 cm. Bibit siap dipindahkan ke lapangan jika sudah punya 2 – 3 helai daun.
c. Penyiapan Lahan dan Penanaman
Lahan untuk budidaya bawang daun dicangkul dengan kedalamam 30 – 40 cm lalu ditambahkan pupuk kandang. Hal ini dilakukan karena untuk pertumbuhannya, daun bawang menghendaki tanah yang gembur.
Lalu siapkan :
- bedengan dengan :
- lebar 1 – 1,2 m; dan
- panjangnya sesuai kondisi lahan
- parit antar bedengan dibuat dengan :
- kedalaman 30 cm; dan
- lebar 30 cm.
Pembuatan parit sangat dibutuhkan supaya drainase lancar. Karena bawang daun tak menyukai adanya genangan air. Jarak tanam yang digunakan :
- 20 cm x 25 cm,
- 25 cm x 25 cm, atau
- 20 cm x 30 cm.
Penanaman dilakukan dengan cara :
- membuat lubang tanam kecil;
- bibit / tunas anakan ditanam dengan posisi tegak lurus;
- lalu timbun dengan tanah kembali;
- setelah itu Anda siram.
d. Pemeliharaan
Penyiangan terhadap gulma bisa dilakukan bersamaan dengan pendangiran untuk menggemburkan tanah yang mungkin mengalami pemadatan. Selain itu, dibutuhkan penimbunan pada pangkal batang.
Langkah budidaya bawang daun ini dibutuhkan untuk memperoleh warna putih pada batang semu bawang daun. Bawang daun berkualitas punya batang semu yang berwarna putih dengan panjang kurang lebih ⅓ keseluruhan tanaman.
Batang semu yang berwarna putih rasanya lebih enak. Sedangkan batang semu yang berwarna hijau lebih liat sehingga kurang disukai.
Penimbunan batang sebaiknya dilakukan secara bertahap. Hal ini untuk menghindari pembusukan batang dan daun khususnya ketika tanaman masih muda.
Penyiraman harus dilakukan terutama jika bawang daun ditanam pada musim kemarau. Sedangkan bila ditanam di musim penghujan drainase harus diperhatikan dengan baik supaya tak terjadi genangan air di lahan.
Pemupukan terdiri dari pupuk kandang yang diberikan pada waktu pengolahan tanah dengan dosis 10 – 15 ton/ha. Pupuk lain yang dibutuhkan yaitu
- pupuk Urea sebanyak 200 kg/ha yang diberikan 2 kali, yakni :
- pada waktu tanaman berumur 21 hari (setengah dosis / 100 kg), dan
- sisanya pada waktu tanaman berumur 42 hari.
- pupuk SP 36 dan KCl juga diberikan dua kali, dengan dosis :
- pemupukan pertama (umur 21 hari) : SP 36 dan KCl masing-masing sebanyak 50 kg, serta
- pemupukan kedua (umur 42 hari) : SP 36 sebanyak 50 kg dan KCl sebanyak 25 kg.
Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat larikan ± 5 cm di kiri dan kanan batang. Dan menaburkan pupuk pada larikan tersebut kemudian timbun kembali dengan tanah.
e. Pengendalian OPT
Dalam budidaya bawang daun juga harus mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti hama dan penyakit. Hama yang banyak ditemukan pada tanaman bawang daun antara lain, yaitu :
- Agrotis sp. (mengakibatkan batang terpotong dan putus sehingga tanaman bawang daun mati),
- Spodoptera exigua (ulat bawang yang memakan daun pada tanaman bawang daun), dan
- Thrips tabaci (menghisap cairan daun).
Pengendalian ulat bawang secara mekanis bisa dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur dan memusnahkannya. Pengendalian dengan pestisida perlu dilakukan dengan benar, baik untuk :
- pemilihan jenis,
- dosis,
- volume semprot,
- cara aplikasi,
- interval, maupun
- waktu aplikasinya.
Penyakit yang menyerang tanaman bawang daun adalah :
- erwinia carotovora dengan gejala berupa :
- busuk lunak,
- basah, dan
- mengeluarkan bau yang tak enak;
- Alternaria porri atau bercak ungu yang menyerang daun.
Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit dan sanitasi kebun supaya tak lembab. Kondisi kebun yang kotor dan lembab mengakibatkan penyakit bisa berkembang dengan cepat.
f. Panen dan Pascapanen
Budidaya bawang daun mulai bisa dipanen pada umur 2 bulan setelah tanam. Potensi hasilnya berkisar antara 7 – 15 ton/ha.
Pemanenan bawang daun dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman termasuk akarnya. Lalu buang akar dan daun yang busuk dan/atau layu.
Jika bawang daun akan ditanam kembali pada pertanaman berikutnya, maka dilakukan pemilihan tunas anakan yang sehat dan bagus pertumbuhannya. Lalu dipisahkan dari bagian tanaman yang hendak dijual.
Lakukan penyortiran sederhana dengan menggabungkan rumpun berdaun besar secara terpisah dengan rumpun berdaun kecil. Pengikatan rumpun bawang daun dilakukan dengan lebih dulu memberi alas pada bagian luar rumpun.
Sehingga ikatan tak langsung tentang rumpun bawang daun. Bawang daun tak bisa disimpan lama. Sehingga sebaiknya segera dipasarkan supaya mutunya masih terjaga ketika sampai ke tangan konsumen.
Baca juga : Cara Budidaya Sayuran Bayam
Demikian informasi perihal cara budidaya bawang daun yang mudah dilakukan, kami harap post ini bermanfaat untuk kawan-kawan semua. Kami berharap post panduan budidaya sayuran (hortikultura) ini disebarluaskan agar semakin banyak yang mendapat manfaat.
Add Comment